Membuat Kompos Dari Sisa Sampah Rumah Tangga

Manfaatkan Sampah di Rumah Anda Menjadi Kompos Yang Berguna Bagi Tanaman

Membuat Media Tanam Organik

Media tanam adalah media atau bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman..

memanfaatkan nasi bekas menjadi pupuk organik cair

MOL (mikroorganisme lokal) adalah cairan yang mengandung mikroorganisme yang terdiri dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita

Bermacam Manfaat Mengkonsumsi Tanaman Organik

Sudah tahu apa yang dimaksud dengan tanaman organik ???

organicaholic.blogspot.com/

From Hobby to Healthy

Tuesday, July 23, 2013

Membuat Kompos Dari Sisa Sampah Rumah Tangga

Sampah Rumah Tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik.
Sampah organik dibagi dua yaitu :
1. Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur)
Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labu siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun kering/basah) . Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.  
2. Sampah anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, besek, kaleng, bermacam-macam jenis plastik, styrofoam, dll.
Sampah organik hijau dipisahkan dari sampah organik hewan agar kedua bahan ini bisa diproses tersendiri untuk dijadikan kompos. Sedangkan sampah anorganik berupa plastik dikurangi pemakaiannya, memakai ulang barang-barang yang diperlukan, didaur ulang, yang masih bersih dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung.
Sampah anorganik yang dapat didaur ulang misalnya :
- kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas.
- Botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas.
- Gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman


Sampah yang bersih dapat dijual/diberikan pada pemulung. Misalnya karton, kardus, styrofoam, besek, botol, plastik-plastik kemasan makanan, kantong-kantong plastik, koran, majalah, kertas-kertas, dan sebagainya. Jenis-jenis yang bersih ini pisahkan dalam satu kantong, langsung saja diberikan pada pemulung tanpa dibuang ke bak sampah terlebih dahulu.
Sampah yang benar-benar kotor dan kita tidak bisa mendaur ulang, tidak layak diberikan pada pemulung. Inilah yang dibuang dalam bak sampah. Dengan demikian kita dapat membantu mengurangi volume sampah yang dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Mendaur Ulang Sampah Dapur Rumah Tangga 
Alternatif 1 :
Siapkan :
  • Kardus
  • Bantalan yang dibuat dari sabut kelapa/sekam padi yang dibungkus dengan kasa nyamuk plastik 
  • 5-6 kg kompos yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan 
  • Sampah yang telah dipotong-potong ukuran 2 - 4 cm
  • EM4 bisa juga MOL yang bisa di buat sendiri
  • Alat pengaduk 
  • Karung plastik yang berpori-pori (untuk membungkus kardus) atau keranjang tempat cucian baju kotor (takakura).
Cara membuat :
Letakkan bantalan sabut kelapa/sekam padi diatas adukan kompos + sampah
Lakukan lapis demi lapis sampai kardus penuh. Kardus disimpan di dalam keranjang (takakura) atau bungkus dengan karung plastik yang berpori. Letakkan ditempat yang tidak terkena hujan dan terik matahari. Setiap 3-4 hari dibuka dan diaduk-aduk, lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur.
Sampah telah berubah menjadi kompos siap pakai/dijual. (untuk dijual, diayak terlebih dahulu). Jika kardus pertama penuh, buatlah kardus kedua, dst.

Alternatif 2 :
  • Wadah drum, ember plastik atau gentong.(Wadah diberi lubang didasarnya untuk pertukaran udara )
  • Bahan sampah yang dipotong 2 – 4 cm 
  • Mikroorganisme pengurai sebagai aktivator. Contohnya EM-4, Starbio, Temban. Bahan-bahan ini bisa diganti dengan kompos dari tumbuh-tumbuhan. 
  • Air 
  • Alat pengaduk.
Cara membuat :
Bahan sampah dimasukkan didalam wadah selapis, kemudian ditambahkan kompos atau mikroorganisme pengurai (MOL)
Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh
Disiram dengan air secara merata
Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap lima hari dan dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur.
Sampah telah berubah menjadi kompos.
Catatan :
Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan. Salah satu faktor yang sangat menentukan suhu adalah tingginya tumpukan. Tumpukan lahan yang terlalu rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas. Ini disebabkan tidak adanya cukup material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan berkembang secara wajar. Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi, akan terjadi kepadatan bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan tidak ada udara di dalam timbunan. Tinggi timbunan yang memenuhi syarat adalah 1,2 – 2,0 meter dan suhu ideal selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C.
Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan, maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah. Namun, pH timbunan yang rendah dapat dicegah dengan pemberian kapur, abu dapur atau abu kayu.
Bahan mentah yang baik untuk penguraian atau perombakan berkadar air 50 – 70 %. Bahan dari hijauan biasanya tidak memerlukan tambahan air, sedangkan cabang tanaman yang kering atau rumput-rumputan harus diberi air saat dilakukan penimbunan. Kelembaban timbunan secara menyeluruh diusahakan sekitar 40 – 60 %.
Pada saat pengomposan akan timbul asap dari panas yang dikeluarkan. Hal ini akan mengakibatkan timbunan bahan menjadi kering. Agar hal ini dapat diketahui sedini mungkin, ke dalam timbunan perlu ditancapkan bambu panjang.

Cara bikin Effective Micro-organisms 4 (EM-4)
Sediakan ember yang mempunyai tutup. Campurkan 5 liter air pencuci beras + 5 liter air kelapa ( cari di tukang jual kelapa di pasar )= cincangan sayur, klu bisa  dtambah kulit jeruk + 1 butur ragi + 1 kg gula jawa yang sudah dicairkan. Aduk jadi satu dalam ember, tutup dan buka serta aduk . Perlahan buka, aduk dan tutup kembali ini dilakukan 4 x selang waktu 4 hari, pas di hari ke 17 em-4 sudah jadi. Sayuran bisa jadi kompos.

Cara Pembiakan Bakteri :
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:

Bahan dan Komposisi:
  • 1 liter bakteri
  • 3 kg bekatul (minimal)
  • ¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
  • ¼ kg terasi
  • 5 liter
  • Alat 
  • Ember
  • Pengaduk
  • Panci pemasak air
  • Botol penyimpan
  • Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
  • Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
  • Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
  • Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
  • Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
  • Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.
  • Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend dari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.

Manfaat EM-4 Pertanian :
  1. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
  2. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan Kompos 
  3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen. 
  4. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.

Tentang Pembuatan Kompos
Pembuatan kompos (composting) dapat dijadikan jalan keluar dalam mengelola limbah. Kompos sangat berguna dalam memanfaatkan sampah organik (berasal dari benda hidup) menjadi material yang dapat menyuburkan tanah (pupuk kompos). Selain itu, pembuatan kompos secara komersil dapat dijadikan sebuah peluang usaha yang menggiurkan. Seiring dengan berjalannya waktu, sampah yang dihasilkan manusia akan terus bertambah dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia tersebut. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, bahkan sampah telah menjadi masalah serius di perkotaan. Kompos dapat dibuat untuk meminimalisasi efek negatif yang ditimbulkan sampah dengan membuatnya menjadi lebih bermanfaat secara ekologis maupun finansial.

      Pemanfaatan sampah organik pada pembuatan kompos ini dapat dijadikan jalan keluar dalam mencegah timbulnya kembali tumpukan sampah seberat ribuan ton yang telah menyebabkan longsor dan korban jiwa. Jika saja sebelumnya sampah tersebut dapat diolah menjadi kompos, maka musibah longsor dan korban jiwa dapat dihindarkan.  

Prinsip Pengomposan
pembuatan kompos pada dasarnya adalah membuat suatu kondisi yang mendukung (favourable condition) bagi pertumbuhan populasi mikroorganisme dalam proses pembusukan untuk membuat material humus yang sangat penting bagi tanah. Pembusukan dalam pembuatan kompos akan lebih cepat (speeded up) dibandingkan dengan pembusukan yang terjadi pada proses alami.
      Prinsip pembuatan kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai aktivator. Mikroorganisme tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti kotoran ternak (manure) atau bakteri inokulan (bakterial inoculant) berupa Effective Microorganisms (EM4), orgadec, dan stardec. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam menjaga keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan pembuatan kompos.
      Bahan yang diperlukan dalam pembuatan kompos adalah substansi organik. Bahan tersebut dapat berupa dedaunan, potongan-potongan rumput, sampah sisa sayuran, dan bahan lain yang berasal dari makhluk hidup. Kemudian, bahan-bahan tersebut harus memiliki rasio karbon dan nitrogen yang memenuhi syarat agar berlangsung pengomposan secara sempurna. Sampah organik dapat diubah menjadi kompos dengan suksesi berbagai macam organisme. Selama fase awal pengomposan, bakteri meningkat dengan cepat. Berikutnya, bakteri berfilamen (actinomycetes), jamur, dan protozoa mulai bekerja. Setelah sejumlah besar karbon (C) dalam kompos dimanfaatkan (utilized) dan temperatur mulai turun, centipedes, milipedes, kutu, cacing tanah, dan organisme lainnya melanjutkan proses pengomposan. Organisme yang bertugas dalam menghancurkan material organik membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, dalam proses pengomposan perlu ditambahkan material yang mengandung nitrogen agar berlangsung proses pengomposan secara sempurna. Material tersebut salah satunya dapat diperoleh dari kotoran ternak. Nitrogen akan bersatu dengan mikroba selama proses penghancuran material organik.
      Setelah proses pembusukan selesai, nitrogen akan dilepaskan kembali sebagai salah satu komponen yang terkandung dalam kompos. Pada fase berikutnya, jamur (fungi) akan mencerna kembali substansi organik untuk cacing tanah dan actinomycetes agar mulai bekerja. Cacing tanah akan bertugas dalam mencampurkan substansi organik yang telah dicerna kembali oleh jamur dengan sejumlah kecil tanah lempung (clay) dan kalsium yang terkandung dalam tubuh cacing tanah. Selama proses tersebut, rantai karbon yang telah terpolimerisasi (polymerized) akan tersusun kembali pada pembentukan humus dengan menyerap berbagai kation seperti sodium, amonium, kalsium, dan magnesium. Dalam tahap ini, kompos sudah bisa digunakan sebagai pupuk pada tumbuhan penghasil jagung, labu, ketela, melon, dan kubis.
      Pada fase terakhir, organisme mengoksidasi substansi nitrogen menjadi nitrat (nitrates) yang dibutuhkan akar tanaman dan tumbuhan bertunas (sprouting plants) seperti rebung dan tauge. Kompos akan berubah menjadi gelap, wangi, remah, dan mudah hancur. Fase ini disebut juga sebagai fase kematangan (ripeness) karena kompos sudah dapat digunakan.
      Keberhasilan dalam pembuatan kompos sangat dipengaruhi beberapa faktor. Dalam proses pengomposan, harus dilakukan pengontrolan terhadap kelembaban, aerasi (tata udara), temperatur, dan derajat keasaman (pH). Kelembaban antara 50-60% merupakan angka yang cukup optimal pada pembuatan kompos. Pengomposan secara aerob membutuhkan udara, sehingga perlu dilakukan pembalikan (turning) pada kompos agar tercipta pergerakan udara. Temperatur akan naik pada tahap awal pengomposan, namun temperatur tersebut akan berangsur-angsur turun mencapai suhu kamar pada tahap akhir. Keasaman kompos akan meningkat, karena bahan yang dirombak menghasilkan asam-asam organik yang sederhana dan keasaman ini akan kembali normal ketika kompos telah matang.

Aplikasi

      Pembuatan kompos di tingkat masyarakat dapat dibuat dengan lebih praktis, lebih sederhana, dan dalam waktu yang sangat singkat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Bio Reaktor Mini (BRM) dalam proses pengomposan. Bio Reaktor Mini (BRM) ini dapat membuat kompos dengan kapasitas sekira 200 liter. Penggunaan BRM sangat cocok diterapkan masyarakat di tingkat RT/RW dalam mengelola sampah. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan mengumpulkan sampah rumah tangga yang jumlahnya sangat banyak. Setelah itu, kompos yang dihasilkan masyarakat tersebut bisa digunakan kembali untuk kepentingan masyarakat atau dijual untuk memperoleh keuntungan ekonomis.Kompos yang dicampurkan ke dalam tanah dapat meningkatkan kesuburan (fertility) tanah, menambah bahan organik dalam tanah, dan memperbaiki kondisi fisik tanah tersebut. Kompos dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam mengeluarkan zat gizi dan material lainnya ke dalam tanah.
      Pengerasan (crusting) tanah di permukaan dapat dicegah dengan pemberian kompos. Jika kompos mengandung sejumlah kecil tanah, maka kompos tersebut akan bermanfaat sebagai bagian dari media pertumbuhan untuk tanaman dan akan mengawali tumbuhnya buah dari tanaman tersebut.Kompos dapat menambah kandungan bahan organik dalam tanah yang dibutuhkan tanaman. Bahan organik yang terkandung dalam kompos dapat mengikat partikel tanah. Ikatan partikel tanah ini dapat meningkatkan penyerapan akar tanaman terhadap air, mempermudah penetrasi akar (root penetration) pada tanah, dan memperbaiki pertukaran udara (aeration) dalam tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Kompos dapat mendukung berjalannya gerakan pertanian organik (organic farming) yang tidak menggunakan bahan kimia dan pestisida dalam pertanian.

Sunday, July 21, 2013

memanfaatkan nasi bekas menjadi pupuk organik cair

MOL (mikroorganisme lokal) adalah cairan yang mengandung mikroorganisme yang terdiri dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita, dan mudah didapat tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Media untuk tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme berupa nasi bekas atau nasi basi, sangat berguna sekali dalam mempercepat hancurnya bahan organik sampah oganik (dekomposer) secara alami. Larutan MOL mengandung unsur bakteri yang sangat berpotensi untuk perombak (menghancurkan) bahan organik sampah hingga menjadi pupuk kompos.

Pembuatan larutan MOL sangat sederhana sekali, dengan memanfaatkan limbah makanan (nasi bekas) yang melalui proses fermentasi dan ditambah dengan larutan gula. Inilah formula hasil buah tangan sendiri yang sangat bermanfaat untuk digunakan sendiri ataupun untuk kebutuhan masyarakat umum, dan inilah alur proses dalam tahapan-tahapan pembuatan MOL.


Tahap I.
-    Nasi bekas atau nasi basi kita buat bulat sebesar bola pimpong, sebanyak 3-4 bulatan.
-    Setelah itu, nasi basi yang telah dibentuk bulat sebesar bola pimpong kita simpan di dalam wadah (kaleng/botol plastik) kemudian ditutup rapat.
-    Letakkan botol berisi nasi basi ditempat yang tidak langsung terkena sinar matahari.
-    Setelah 1 minggu, nasi basi akan ditumbuhi jamur (cendawan) yang berwarna merah hingga kekuning-kuningan.



Tahap II.
-    Siapkan botol kapasitas  2 ltr air.
-    Masukan nasi basi yang telah ditumbuhi jamur kedalam botol.
-    Buat larutan air bercampur gula pasir atau sirup manis. Perbandingan antara air dan gula pasir atau sirop manis adalah; 1,5 ltr air : 5 sendok gula pasir atau sirop manis. Gula adalah sumber makanan dan hidupnya bakteri yang ada di jamur.
-    Masukkan larutan air gula pasir atau sirop kedalam botol yang berisi nasi basi yang telah ditumbuhi jamur.
-    Botol yang berisi campuran nasi basi dan gula pasir atau sirop lalu ditutup
-    Setelah 4 hari, botol dibuka sambil dikocok, agar nasi basi dan gula bercampur merata. Perlu diperhatikan dalam mengocok larutan, agar sesekali botol dibuka agar kandungan gas-gas yang ada dalam botol dapat keluar. Tekanan gas yang ada di dalam botol cukup tinggi, hingga cukup mengejutkan bila tutup botol dibuka selesai cairan pupuk dikocok.
-    Tutup kembali botol, dan simpan kembali.
-    MOL sudah dikatakan siap pakai, apabila tercium bau masam manis seperti tapai yang keluar dari dalam botol hasil fermentasi nasi basi dan gula pasir.
-    Saring cairan MOL dengan kain kasa, kemudian masukan kedalam botol, dan MOL siap untuk dipakai atau dipasarkan.
-    Ampas sisa MOL bisa dimanfaatkan kembali yaitu dengan menambahkan cairan gula seperti yang telah tertera di atas


Untuk membuat pupuk cair MOL ukuran 1-2 ltr dibutuhkan 3-4 bulatan nasi basi yang telah difermentasikan dicampur dengan larutan 2 ltr air dan 5 sendok gula pasir. Jika ingin mendapatkan pupuk cair yang lebih banyak, kita tinggal melipat gandakan saja perbandingan antara nasi basi dan larutan gula pasir.

Menggunakan MOL (pupuk cair) untuk tanaman, perlu diperhatikan aturan pakainya. Jikalau terlalu banyak pupuk cair yang disiramkan pada tanaman, akan berakibat tanaman akan layu dan mati. Untuk mencegah hal itu, maka diperlukan perbandingan pakai pupuk cair untuk memupuk tanaman. Perbandingan pemakaian pupuk cair untuk tanaman adalah 1 pupuk cair : 5 air.

Friday, July 19, 2013

Membuat Media Tanam Organik

Media tanam adalah media atau bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman.
Fungsi penting media tanam adalah penopang tanaman, terutama bagi tanaman yang Anda pelihara di pot atau drum agar tumbuh baik, penyedia unsur hara, dan penyedia air bagi tanaman.
Media tanam di pasaran sangat beragam. Meskipun banyak beredar aneka media tanam di pasaran, untuk memperoleh media tanam pas yang cocok untuk memenuhi gizi? tanaman Anda tidak mudah. Banyak syarat mesti dipenuhi oleh media tanam tersebut antara lain mengandung unsur mikro dan makro yang penting bagi perkembangan tanaman. Bukan hanya itu media tanam yang baik harus menghasilkan tanaman sehat yang ditandai antara lain dengan daun lebat, warna daun cerah, rajin berbuah (untuk tanaman buah), serta tahan penyakit.

Adapun Kelebihan Media Tanam Organik antara lain :
  • Media tanam organik mengandung asam-asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzim. Seluruhnya elemen penting bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme. Media tanam organik juga mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah
  • Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
  • Menjadi penyangga pH tanah.
  • Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
  • Membantu menjaga kelembaban tanah.
  • Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun.
  • Media tanam organik tidak merusak lingkungan.
pembuatan media tanam organik yang siap pakai bisa di tunjang dengan memakai Pupuk organik dapat dibeli di toko pertanian atau dibuat sendiri.

jenis-jenis media tanam yang banyak digunakan antara lain :

1. Media Tanam Arang





Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.

Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.

Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipeeah menjadi potongan-potongan keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 cm atau lebih, umumnya digunakan pecahan arang yang berukuran panjang 3 cm, lebar 2-3 cm, dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk wadah (pot) yang lebih keeil, ukuran pecahan arang juga harus lebih kecil.
2. Media Tanam Batang Pakis


Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.

Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecil lainnya.

Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

3. Media Tanam Kompos




Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil condotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.

Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu Yang telah mengalami pelapukan secara sempurna di tandai dengan,rubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.

4. Media Tanam Moss


Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.

Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.

5.  Media Tanam Pupuk kandang



Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.

Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.

Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

6.  Media Tanam Sabut kelapa (coco peat)




Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ,baiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.

Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena
sifatnya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.

Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

7. Media Tanam Sekam padi


Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.

Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.

Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.


8.  Media Tanam Humus



Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahan-bahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)

Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika terjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.

Bermacam Manfaat Mengkonsumsi Tanaman Organik

Sudah tahu apa yang dimaksud dengan tanaman organik ?
tanaman organik adalah tanaman sayuran ataupun buah-buahan yang penanamannya dilakukan dengan cara, antara lain:
   
1. Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO = genetically modified organism).
   
2. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman.
   
3. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis.   Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.
   
4. Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.


Pada pertanian organik diberlakukan standar yang sangat ketat, seperti lahan tanam yang bebas polusi. Sebelum ditanami, tanah harus dikosongkan selama 2 – 7 tahun. Tidak boleh ada pencemaran dalam radius 30 km dari ladang penanaman. Terhindar dari polusi udara, termasuk mobil yang keluar masuk ladang penanaman (kecepatan mobil yang diperbolehkan hanya 8 km/jam). Pemakaian zat-zat racun dan zat-zat kimia pertanian dilarang sama sekali. Tahapan-tahapan berikutnya seperti menanam, menuai, memproses dan mengemas diawasi secara ketat untuk menghindari kontaminasi bahan-bahan kimia seperti pewarna dan perasa buatan, bahan pengawet dan penstabil, serta zat-zat tambahan lainnya. Terakhir adalah verifikasi dari lembaga kompeten yang akan mengeluarkan sertifikat tanaman organik.



Tak heran jika tanaman organik harganya cukup mahal. Namun hal ini sepadan dengan manfaat yang Anda terima. Dibandingkan sayuran dan buah non organik, berikut 5 keunggulan yang bisa Anda dapatkan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran organik:

1. Sayuran organik mengandung zat antioksidan 10–50 persen di atas sayuran non organik. Zat antioksidan dikenal sebagai tentara penggempur radikal bebas yang mencetuskan beragam gangguan kesehatan termasuk kanker.

2. Dalam kesimpulan survey terhadap sup sayuran, disebutkan sup sayuran non organik mengandung asam salisilat hampir enam kali lipat sup sayuran organik. Secara alami, kandungan asam salisilat dalam tanaman berguna untuk bertahan dari serangan penyakit. Asupan asam salisilat berlebihan ke dalam tubuh kita meransang pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran pencernaan.

3. Sayuran dan buah organik mengandung vitamin C dan mineral esensial, seperti kalsium, fosfor, magnesium, zat besi dan krom lebih tinggi dibanding dengan yang non organik.

4. Kandungan nitrat dalam sayuran dan buah organik 25 persen lebih rendah daripada yang non organik. Peneliti dari Glasgow University, Inggris, menemukan hubungan antara kandungan nitrat dalam sayuran dengan kanker kerongkongan yang marak 20 tahun terakhir dan diperkirakan menimbulkan lebih dari 3.000 pengidap per tahun di dunia. Peningkatan kandungan nitrat dalam sayuran non organik serta melonjaknya pengidap kanker diduga akibat terlalu bersemangatnya penggunaan pupuk nitrat dalam program intensifikasi pertanian sejak perang Dunia II.

5. Dalam publikasi Coronary and Diabetic Care in the UK 2004, dari Association of Primary Care Groups and Trusts, disebutkan membiasakan diri mengkonsumsi makanan organik bermanfaat:

  1. Mengurangi asupan bahan kimia beracun ke dalam tubuh.
  2. Menyetop kemungkinan masuknya sel-sel produk pertanian hasil rekayasa genetika yang sampai    kini belum diketahui bahaya dan akibatnya terhadap kesehatan.
  3. Meningkatkan asupan nutrisi bermanfaat, di antaranya vitamin, mineral, asam lemak esensial, dan antioksidan.
  4. Menurunkan resiko kanker, penyakit jantung koroner, alergi, dan hiperaktivitas pada anak-anak.
Sehat itu penting. Jadi ada baiknya Anda berpikir dan beralih untuk mengkonsumsi sayur dan buah organik.